POLBANGTAN MEDAN REPOSITORY

Article


Total Result : 7
PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN BALAI PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI CENTER OF EXELLENCE (COE) TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PENYULUH BP3K TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
5 months ago
Helvi Yanfika, S.P., M.E.P (Medan, 2014)

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh program pengembangan Balai Penyuluh Pertanian Sebagai Center Of Exellence (CoE) terhadap kinerja Penyuluh BP3K Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah dan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Balai Penyuluh Pertanian Sebagai Center Of Exellence (CoE) terhadap peningkatan kinerja Penyuluh BP3K Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan di BP3K Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Daerah penelitian dipilih secara sengaja (purposive) pada penyuluh di BP3K Terbanggi Besar, Karena BP3K Terbanggi Besar Merupakan salah satu BP3K Model CoE. Penelitian dilakukan bulan Juli – Oktober 2012. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus, dengan jumlah 11 Penyuluh. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tabulasi dan deskriptif. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan menggunakan uji statistika non parametrik korelasi Rank Spearman (Siegel, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pelatihan teknis dalam kategori baik, dan berhubungan dengan kinerja penyuluh analisis hubungan antara variabel cyber extantion tidak berhubungan dengan kinerja penyuluhan, dan dalam kategori rendah.

2023-11-29 05:11:10 admin@polbangtanmedan.ac.id
Peer Review Analysis of Land Conversion and Fuction of Rice Production Increase Efforts Padangsidempuan City, North Sumatra
1 year ago
Nurliana Harahap (Medan, 2018)

Agricultural land conversion is caused by internal factors (urban growth, demography and economy); Internal factors (age, age, education level, number of dependents, dependence of land), and regulatory factors that affect growth, especially agricultural sector. The purpose of this study is to determine the factors and magnitude of the influence of each independent variable (X) on conversion of landeconomics give influence equal to 42,5%, while internal variable (X2) that is age, age, education level, land dependence gives 38.0% value and regulation variable (X3) as much as 20.4%. The rate of land transfers in Padangsidempuan city is high, about 3% per year so that the area of rice field in 2012 is 4,145 hectares which is estimated in 2033 to live 1,616 Ha. It is expected that local government of Padangsidempuan do socialization, implication and evaluation of land use change in Padangs (Y). This research used survey method conducted in September 2017 until December 2017 to 45 farmers of respondents in six sub-districts in Padangsidempuan City, namely Padangsidempuan (Ps) Utara; Ps. Tenggara; Ps. Selatan; Ps. Batunadua; Ps.Timur ; a and Ps. Angkola Julu. The data collected were analysed in combination, descriptively and regression analysis. The results showed independent variables (X) influence the significance of the variable Y with the value of F (2.45) = 4.714, p <0.05). Furthermore, there are real influence from each variable, that is: external variable (X1) consist of urban growth, demography and idempuan City, Northof Sumatera. 

2022-10-11 09:10:06 admin@polbangtanmedan.ac.id
Peer Review Motivasi Petani Dalam Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan di Kecamatan Puncak Sorik Marapi Utara
1 year ago
Ameilia Zuliyanti Siregar (Surakarta, 2021)

Fulfillment of food at the individual level is carried out through activities to optimize the use yards, this activity is intended to anticipate food insecurity in various regions. Utilization of yards is managed through approach of integrated agriculture of types plant, livestock and fish farming, to ensure the continuous availability of diverse foods, in order to fulfill family nutrition. The research objectives are to verify the level of farmers motivation which optimizing the utilization of their yards in Puncak Sorik Marapi District. The research uses descriptive analysis by a quantitative approach. Furthermore, the data were collected by a questionnaire instrument which it had tested for validity and reliability, using multiple linear regression and a Likert scale. The study resulted show that level farmers motivation which optimizing the use of yards in Puncak Sorik Marapi District is in the very high category, namely 80.81%, while the results of linear regression onwhich farmer motivation influenced by optimizing used yards are obtained by the following equation Y = - 0.980 + 0.136x_1-0.023x_2 + 0.432x_3 + 0.135x_4. Further tests using t-count showed that the factors that the significant effect on motivation farmers in optimizing use of their yards were farmers' perceptions (2.651), the role of extension workers (5,464), and farmer characteristics (2.894).

2022-10-11 08:10:03 admin@polbangtanmedan.ac.id
Peer Review Farmers's Interest in Implementing Climate Smart Agriculture (CSA) Supports Increasing Paddy Productivity in Northern Sumatra
1 year ago
Nurliana Harahap (USA, 2022)

This study examines farmers' interest in implementing Climate Smart Agriculture (CSA) in Northern Sumatra. Climate change is one of the environmental factors that can have a negative impact on lowland rice productivity due to several abiotic factors such as rainfall, drought, flooding, temperature and solar radiation that affect rice production. The aim of this study is to examine the level of interest of lowland rice farmers in implementing CSA and to examine the factors that influence the interest of lowland rice farmers in implementing CSA in Northern Sumatra. This type of research is descriptive quantitative by testing 5 variables X (education, farming experience, characteristics of innovation, the role of government, and role extension) and Variable Y (Farmers interest). Respondents were 44 farmers and the sampling technique was Non Probability Random Sampling. Data were analyzed by Multiple Linear Regression. The result of the analysis is that the influence of variable X simultaneously is 62.3% on variable Y (farmers' interest). The influences of partial variables are X1 (14.7%), X2 (33.5%), X3 (40.6%), X4 (35.5%) and X5 (2.7%). The level of interest of farmers to the application of CSA in increasing rice production in the sub-district is 76.3% or in high category.

2022-10-11 08:10:21 admin@polbangtanmedan.ac.id
Pemasaran Nenas Di Desa Siabal-Abal I Kecamatan Hipahutar Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
2 years ago
Yenni Laura Butarbutar (Yogyakarta, 2020)

Nenas merupakan salah satu komoditi unggulan buah-buahan di Indonesia yang mengalami peningkatan produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir dan semakin banyak diekspor, misalnya ke negara Argentina. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui saluran pemasaran nenas, struktur pasar dalam pemasaran nenas, biaya, marjin pemasaran, dan bagian harga jual nenas di tingkat petani (farmer’s share) serta efisien atau tidaknya saluran pemasaran nenas di daerah penelitian. Pemilihan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja) di Desa Siabal-abal I, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara karena desa tersebut memiliki luas areal pertanaman dan produksi nenas paling banyak daripada desa lainnya. Metode penentuan sampel petani nenas adalah purposive sampling, yaitu 20 orang, dan metode penentuan sampel yang digunakan untuk pedagang nenas adalah metode penelusuran (snowball sampling), yaitu 15 orang. Metode analisis data dilakukan secara deskriptif, tabulasi sederhana dengan menghitung biaya, marjin pemasaran, farmer’s share, dan tingkat efisiensi pada setiap saluran pemasaran nenas di daerah penelitian. Hasil penelitian terdiri dari 1) Ada tiga saluran pemasaran nenas di daerah penelitian, 2) Struktur pasar dalam pemasaran nenas di daerah penelitian adalah pasar oligopoli, 3) Biaya pemasaran saluran I sebesar Rp 3.513,04, marjin pemasaran sebesar Rp 5.189,16, dan farmer’s share sebesar 32,46%. Pada saluran II, besarnya biaya pemasaran Rp 1.871,20, marjin pemasaran sebesar Rp 2.783,33, dan farmer’s share sebesar 46,49%. Pada saluran III, besarnya biaya pemasaran Rp 1.033,49, marjin pemasaran sebesar Rp 2.200, dan farmer’s share sebesar 53,19%. 4) Saluran pemasaran nenas di daerah penelitian efisien dimana nilai Ep pada saluran I sebesar 45,72%, Ep pada saluran II sebesar 32,83%, dan Ep pada saluran III sebesar 21,99% < 50%. 

2022-04-25 02:04:44 admin@polbangtanmedan.ac.id
Pengaruh Precooling Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Fisik Pada Terong (Solanum Melongena)
2 years ago
Maya Sari (Jakarta Selatan, 2020)

Buah dan sayuran merupakan salah satu makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh karena banyak mengandung nutrisi. Sebelum sampai di tangan konsumen, buah dan sayur telah melewati beberapa proses dari on-farm hingga off-farm yaitu, budidaya, panen, pasca panen, distribusi, pengolahan, dan pasar. Mutu merupakan indikator yang penting bagi konsumen dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi. Untuk itu, dalam rangka menjaga kualitas mutu secara fisik, kimia dan biologis buah dan sayuran, perlu dilakukan penanganan pasca panen. Salah satu penanganan pasca panen yang sederhana dengan biaya kecil yaitu precooling. Precooling merupakan penanganan pasca panen dengan tujuan mengeluarkan panas yang terbawa oleh komoditas saat di panen dari lapang/kebun. Panas yang terbawa dari lapang perlu segera dikeluarkan karena bisa mempercepat terjadinya penurunan mutu buah dan sayuran. Alur proses pascapanen sampai ke konsumen yang memakan waktu yang cukup lama dikarenakan lokasi konsumen atau pasar yang jauh dari kebun/ladang, maka teknik penyimpanan saat transport perlu diperhatikan. Perlakuan lama precooling yang dilakukan yaitu 10 menit, 20 menit dan non precooling (sebagai control). Selanjutnya dilakukan variasi penyimpanan suhu, yaitu 7 0C, 15 0C dan 28 0C. Komoditas yang digunakan yaitu terong (Solanum melongena) dengan penyimpanan selama 11 hari. Karakteristik yang diamati selama penyimpanan yaitu kekerasan, susut bobot dan kadar air. Perlakuan lama precooling berpengaruh terhadap perubahan kekerasan pada terong, sementara suhu penyimpanan berpengaruh terhadap perubahan kekerasan, susut bobot dan kadar air pada terong. Perlakuan terbaik untuk mempertahankan kesegaran terong adalah dengan perlakuan precooling 20 menit dan dilanjutkan penyimpanan pada suhu 15 0C.

 

 

2022-04-18 04:04:50 admin@polbangtanmedan.ac.id
Pengaruh Kadar Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Sp.)
3 years ago
Tience E. Pakpahan (Bengkulu, 2020)

Nutrisi berperan penting untuk pertumbuhan tanaman hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrisi yang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman sawi-sawian. Metode penelitian menggunakan Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAK) faktorial dengan tiga ulangan kemudian analisa menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada Taraf 5 %. Perlakuan jenis sayuran adalah sebagai berikut: S1 = Sawi pakchoy, S2 = Sawi samhong, S3 = Sawi pagoda, S4 = Sawi pakchoy mini. Perlakuan dengan nutrisi adalah larutan pupuk AB mix sebagai berikut: N1 = 1000 ppm, N2 = 1200 ppm, N3 = 1400 ppm, N4 = 1600 ppm, N5 = 1800 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basah pada tanaman pagoda dan pakchoy mini tidak berbeda nyata pada konsentrasi 1000 ppm, 1200 ppm, 1400 ppm, 1600 ppm dan 1800 ppm. Tinggi tanaman, lebar daun dan berat basah tanaman pakchoy tidak berbeda nyata pada setiap konsentrasi perlakuan, namun berbeda nyata terhadap jumlah daun pada konsentrasi 1400 ppm. Sedangkan jumlah daun dan lebar daun tanaman samhong tidak berbeda nyata pada setiap konsentrasi perlakuan, tapi berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada konsentrasi 1600 ppm dan berbeda nyata terhadap berat basah pada konsentrasi 1400 ppmppm, 1600 ppm dan 1800 ppm. Tinggi tanaman, lebar daun dan berat basah tanaman pakchoy tidak berbeda nyata pada setiap konsentrasi perlakuan, namun berbeda nyata terhadap jumlah daun pada konsentrasi 1400 ppm. Sedangkan jumlah daun dan lebar daun tanaman samhong tidak berbeda nyata pada setiap konsentrasi perlakuan, tapi berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada konsentrasi 1600 ppm dan berbeda nyata terhadap berat basah pada konsentrasi 1400 ppm.

2020-10-14 01:10:13 admin@polbangtanmedan.ac.id