Kajian Penggunaan Batang Atas Klon Pb 260 Dan Pb 217 Terhadap Produksi Tanaman Karet Di Pt. Socfinindonesia Kebun Tanah Besihkabupaten Serdang Bedagai
Type | : | Paper |
Author | : | Marpaung, Tahlia Sarah Lois |
Issued Date | : | 2023 |
Publisher | : | Polbangtan Medan |
Publication Place | : | Medan |
ISBN ISSN | : | |
Subject | : | |
Total Download | : | 22 |
Abstract
Tahlia Sarah Lois Marpaung, Nirm 01.04.19.134, Kajian Penggunaan Batang Atas Klon PB 260 dan PB 217 Terhadap Produksi Tanaman Karet di PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih Kabupaten Serdang Bedagai. Tujuan dari pengkajian ini antara lain untuk mengkaji ada atau tidaknya perbedaan rata-rata produksi lateks dan Dry Rubber Content (DRC) pada tanaman karet yang menggunakan batang atas antara klon PB 260 dan PB 217 di daerah pengkajian. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 s.d. Februari 2023 dengan menggunakan metode kuantitatif pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data, yaitu pengambilan data sekunder dari perusahaan, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan uji two independent sample t test. Hasil pengkajian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata produksi lateks tanaman karet yang menggunakan batang atas klon PB 260 dan PB 217 dimana berdasarkan hasil uji t didapat nilai signifikansi 0,000 ≤ 0,05 dan nilai t hitung (3,748) > t tabel (1,987). Produksi lateks yang dihasilkan dari klon PB 260 lebih tinggi daripada klon PB 217. Hasil lateks yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh jenis klon PB 260 yang merupakan klon quick starter dan PB 217 termasuk slow starter, lalu adanya pengaruh curah hujan, pemberian stimulan, dan umur tahun sadapan dari kedua klon. Selain itu, hasil pengkajian juga menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata DRC antara tanaman karet yang menggunakan batang atas klon PB 260 dan PB 217 dimana nilai signifikansi 0,687 > 0,05 dan nilai t hitung (0,405) < t tabel (1,987). Nilai DRC klon PB 260 lebih tinggi daripada PB 217 walaupun tidak berbeda signifikan. Nilai DRC yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh jenis klon, musim, waktu penyadapan, curah hujan, dan adanya proses prakoagulasi lateks.