POLBANGTAN MEDAN REPOSITORY
Search result for Precooling

Total Result : 1
Pengaruh Precooling Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Fisik Pada Terong (Solanum Melongena)
54 years ago
Maya Sari (Jakarta Selatan, 2020)

Buah dan sayuran merupakan salah satu makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh karena banyak mengandung nutrisi. Sebelum sampai di tangan konsumen, buah dan sayur telah melewati beberapa proses dari on-farm hingga off-farm yaitu, budidaya, panen, pasca panen, distribusi, pengolahan, dan pasar. Mutu merupakan indikator yang penting bagi konsumen dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi. Untuk itu, dalam rangka menjaga kualitas mutu secara fisik, kimia dan biologis buah dan sayuran, perlu dilakukan penanganan pasca panen. Salah satu penanganan pasca panen yang sederhana dengan biaya kecil yaitu precooling. Precooling merupakan penanganan pasca panen dengan tujuan mengeluarkan panas yang terbawa oleh komoditas saat di panen dari lapang/kebun. Panas yang terbawa dari lapang perlu segera dikeluarkan karena bisa mempercepat terjadinya penurunan mutu buah dan sayuran. Alur proses pascapanen sampai ke konsumen yang memakan waktu yang cukup lama dikarenakan lokasi konsumen atau pasar yang jauh dari kebun/ladang, maka teknik penyimpanan saat transport perlu diperhatikan. Perlakuan lama precooling yang dilakukan yaitu 10 menit, 20 menit dan non precooling (sebagai control). Selanjutnya dilakukan variasi penyimpanan suhu, yaitu 7 0C, 15 0C dan 28 0C. Komoditas yang digunakan yaitu terong (Solanum melongena) dengan penyimpanan selama 11 hari. Karakteristik yang diamati selama penyimpanan yaitu kekerasan, susut bobot dan kadar air. Perlakuan lama precooling berpengaruh terhadap perubahan kekerasan pada terong, sementara suhu penyimpanan berpengaruh terhadap perubahan kekerasan, susut bobot dan kadar air pada terong. Perlakuan terbaik untuk mempertahankan kesegaran terong adalah dengan perlakuan precooling 20 menit dan dilanjutkan penyimpanan pada suhu 15 0C.