POLBANGTAN MEDAN REPOSITORY

Search by Subject


Total Result : 8
Respon Petani Cina Kebun Sayur Dalam Penyuluhan Pertanian Komoditi Sayuran
55 years ago
Cherly M. Butar-Butar (Bengkulu, 2020)

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya baik yang merupakan rumpun asli bangsa Indonesia maupun keturunan asing yang telah menetap sejak lama di negeri ini. Salah satu contoh keturunan asing yang telah menetap lama di Indonesia adalah etnis Tionghoa atau orang Tionghoa. Didaerah Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara masih banyak orang Tionghoa yang menetap dan berprofesi sebagai petani. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui persentase respon petani Cina Kebun Sayur dalam penyuluhan pertanian komoditi sayuran di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respon petani Cina Kebun Sayur dalam penyuluhan pertanian komoditi sayuran di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Metode pengkajian ini adalah analisis deskiriptif kuantitatif, dengan multi variabel yaitu : pengetahuan, pengalaman, kebutuhan belajar, nilai-nilai budaya, atribut inovasi, saluran komunikasi, dan lingkungan sosial budaya. Berdasarkan tingkat respon petani Cina kebun sayur di Kecamatan Pantai Cermin tingkat produksi dan pendapatannya berada pada kategori yang tinggi. Dimana nilai respon petani untuk tingkat produksi berjumlah 69,52%, sedangkan nilai komponen respon petani untuk tingkat pendapatan berjumlah 71,54%. Dan secara keseluruhan tingkat nilai respon petani Cina kebun sayur di Kecamatan Pantai Cermin termasuk tinggi yaitu sebesar 70,53%. Faktor yang berpengaruh nyata pada respon petani Cina kebun sayur dalam penyuluhan pertanian komoditi sayuran di Kecamatan Pantai Cermin adalah variabel nilai-nilai budaya.

Pengaruh Precooling Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Fisik Pada Terong (Solanum Melongena)
55 years ago
Maya Sari (Jakarta Selatan, 2020)

Buah dan sayuran merupakan salah satu makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh karena banyak mengandung nutrisi. Sebelum sampai di tangan konsumen, buah dan sayur telah melewati beberapa proses dari on-farm hingga off-farm yaitu, budidaya, panen, pasca panen, distribusi, pengolahan, dan pasar. Mutu merupakan indikator yang penting bagi konsumen dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi. Untuk itu, dalam rangka menjaga kualitas mutu secara fisik, kimia dan biologis buah dan sayuran, perlu dilakukan penanganan pasca panen. Salah satu penanganan pasca panen yang sederhana dengan biaya kecil yaitu precooling. Precooling merupakan penanganan pasca panen dengan tujuan mengeluarkan panas yang terbawa oleh komoditas saat di panen dari lapang/kebun. Panas yang terbawa dari lapang perlu segera dikeluarkan karena bisa mempercepat terjadinya penurunan mutu buah dan sayuran. Alur proses pascapanen sampai ke konsumen yang memakan waktu yang cukup lama dikarenakan lokasi konsumen atau pasar yang jauh dari kebun/ladang, maka teknik penyimpanan saat transport perlu diperhatikan. Perlakuan lama precooling yang dilakukan yaitu 10 menit, 20 menit dan non precooling (sebagai control). Selanjutnya dilakukan variasi penyimpanan suhu, yaitu 7 0C, 15 0C dan 28 0C. Komoditas yang digunakan yaitu terong (Solanum melongena) dengan penyimpanan selama 11 hari. Karakteristik yang diamati selama penyimpanan yaitu kekerasan, susut bobot dan kadar air. Perlakuan lama precooling berpengaruh terhadap perubahan kekerasan pada terong, sementara suhu penyimpanan berpengaruh terhadap perubahan kekerasan, susut bobot dan kadar air pada terong. Perlakuan terbaik untuk mempertahankan kesegaran terong adalah dengan perlakuan precooling 20 menit dan dilanjutkan penyimpanan pada suhu 15 0C.

 

 

Pengaruh Precooling Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Fisik Pada Terong (Solanum Melongena)
55 years ago
Maya Sari (Jakarta Selatan, 2020)

Buah dan sayuran merupakan salah satu makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh karena banyak mengandung nutrisi. Sebelum sampai di tangan konsumen, buah dan sayur telah melewati beberapa proses dari on-farm hingga off-farm yaitu, budidaya, panen, pasca panen, distribusi, pengolahan, dan pasar. Mutu merupakan indikator yang penting bagi konsumen dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi. Untuk itu, dalam rangka menjaga kualitas mutu secara fisik, kimia dan biologis buah dan sayuran, perlu dilakukan penanganan pasca panen. Salah satu penanganan pasca panen yang sederhana dengan biaya kecil yaitu precooling. Precooling merupakan penanganan pasca panen dengan tujuan mengeluarkan panas yang terbawa oleh komoditas saat di panen dari lapang/kebun. Panas yang terbawa dari lapang perlu segera dikeluarkan karena bisa mempercepat terjadinya penurunan mutu buah dan sayuran. Alur proses pascapanen sampai ke konsumen yang memakan waktu yang cukup lama dikarenakan lokasi konsumen atau pasar yang jauh dari kebun/ladang, maka teknik penyimpanan saat transport perlu diperhatikan. Perlakuan lama precooling yang dilakukan yaitu 10 menit, 20 menit dan non precooling (sebagai control). Selanjutnya dilakukan variasi penyimpanan suhu, yaitu 7 0C, 15 0C dan 28 0C. Komoditas yang digunakan yaitu terong (Solanum melongena) dengan penyimpanan selama 11 hari. Karakteristik yang diamati selama penyimpanan yaitu kekerasan, susut bobot dan kadar air. Perlakuan lama precooling berpengaruh terhadap perubahan kekerasan pada terong, sementara suhu penyimpanan berpengaruh terhadap perubahan kekerasan, susut bobot dan kadar air pada terong. Perlakuan terbaik untuk mempertahankan kesegaran terong adalah dengan perlakuan precooling 20 menit dan dilanjutkan penyimpanan pada suhu 15 0C.

 

 

Peer Review Analysis of Land Conversion and Fuction of Rice Production Increase Efforts Padangsidempuan City, North Sumatra
55 years ago
Nurliana Harahap (Medan, 2018)

Agricultural land conversion is caused by internal factors (urban growth, demography and economy); Internal factors (age, age, education level, number of dependents, dependence of land), and regulatory factors that affect growth, especially agricultural sector. The purpose of this study is to determine the factors and magnitude of the influence of each independent variable (X) on conversion of landeconomics give influence equal to 42,5%, while internal variable (X2) that is age, age, education level, land dependence gives 38.0% value and regulation variable (X3) as much as 20.4%. The rate of land transfers in Padangsidempuan city is high, about 3% per year so that the area of rice field in 2012 is 4,145 hectares which is estimated in 2033 to live 1,616 Ha. It is expected that local government of Padangsidempuan do socialization, implication and evaluation of land use change in Padangs (Y). This research used survey method conducted in September 2017 until December 2017 to 45 farmers of respondents in six sub-districts in Padangsidempuan City, namely Padangsidempuan (Ps) Utara; Ps. Tenggara; Ps. Selatan; Ps. Batunadua; Ps.Timur ; a and Ps. Angkola Julu. The data collected were analysed in combination, descriptively and regression analysis. The results showed independent variables (X) influence the significance of the variable Y with the value of F (2.45) = 4.714, p <0.05). Furthermore, there are real influence from each variable, that is: external variable (X1) consist of urban growth, demography and idempuan City, Northof Sumatera. 

Peer Review Analysis of Land Conversion and Fuction of Rice Production Increase Efforts Padangsidempuan City, North Sumatra
55 years ago
Nurliana Harahap (Medan, 2018)

Agricultural land conversion is caused by internal factors (urban growth, demography and economy); Internal factors (age, age, education level, number of dependents, dependence of land), and regulatory factors that affect growth, especially agricultural sector. The purpose of this study is to determine the factors and magnitude of the influence of each independent variable (X) on conversion of landeconomics give influence equal to 42,5%, while internal variable (X2) that is age, age, education level, land dependence gives 38.0% value and regulation variable (X3) as much as 20.4%. The rate of land transfers in Padangsidempuan city is high, about 3% per year so that the area of rice field in 2012 is 4,145 hectares which is estimated in 2033 to live 1,616 Ha. It is expected that local government of Padangsidempuan do socialization, implication and evaluation of land use change in Padangs (Y). This research used survey method conducted in September 2017 until December 2017 to 45 farmers of respondents in six sub-districts in Padangsidempuan City, namely Padangsidempuan (Ps) Utara; Ps. Tenggara; Ps. Selatan; Ps. Batunadua; Ps.Timur ; a and Ps. Angkola Julu. The data collected were analysed in combination, descriptively and regression analysis. The results showed independent variables (X) influence the significance of the variable Y with the value of F (2.45) = 4.714, p <0.05). Furthermore, there are real influence from each variable, that is: external variable (X1) consist of urban growth, demography and idempuan City, Northof Sumatera.