POLBANGTAN MEDAN REPOSITORY

Search by Subject


Total Result : 2
Pemasaran Nenas Di Desa Siabal-Abal I Kecamatan Hipahutar Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara
55 years ago
Yenni Laura Butarbutar (Yogyakarta, 2020)

Nenas merupakan salah satu komoditi unggulan buah-buahan di Indonesia yang mengalami peningkatan produksi selama 3 (tiga) tahun terakhir dan semakin banyak diekspor, misalnya ke negara Argentina. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui saluran pemasaran nenas, struktur pasar dalam pemasaran nenas, biaya, marjin pemasaran, dan bagian harga jual nenas di tingkat petani (farmer’s share) serta efisien atau tidaknya saluran pemasaran nenas di daerah penelitian. Pemilihan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja) di Desa Siabal-abal I, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara karena desa tersebut memiliki luas areal pertanaman dan produksi nenas paling banyak daripada desa lainnya. Metode penentuan sampel petani nenas adalah purposive sampling, yaitu 20 orang, dan metode penentuan sampel yang digunakan untuk pedagang nenas adalah metode penelusuran (snowball sampling), yaitu 15 orang. Metode analisis data dilakukan secara deskriptif, tabulasi sederhana dengan menghitung biaya, marjin pemasaran, farmer’s share, dan tingkat efisiensi pada setiap saluran pemasaran nenas di daerah penelitian. Hasil penelitian terdiri dari 1) Ada tiga saluran pemasaran nenas di daerah penelitian, 2) Struktur pasar dalam pemasaran nenas di daerah penelitian adalah pasar oligopoli, 3) Biaya pemasaran saluran I sebesar Rp 3.513,04, marjin pemasaran sebesar Rp 5.189,16, dan farmer’s share sebesar 32,46%. Pada saluran II, besarnya biaya pemasaran Rp 1.871,20, marjin pemasaran sebesar Rp 2.783,33, dan farmer’s share sebesar 46,49%. Pada saluran III, besarnya biaya pemasaran Rp 1.033,49, marjin pemasaran sebesar Rp 2.200, dan farmer’s share sebesar 53,19%. 4) Saluran pemasaran nenas di daerah penelitian efisien dimana nilai Ep pada saluran I sebesar 45,72%, Ep pada saluran II sebesar 32,83%, dan Ep pada saluran III sebesar 21,99% < 50%. 

KAJIAN METODE PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA STPP MEDAN
55 years ago
Merlyn Mariana (Medan, 2014)

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan

merupakan sekolah tinggi kedinasan Diploma IV setara dengan S1

yang melahirkan penyuluh-penyuluh yang handal dibidangnya.

STPP Medan menerima mahasiswa baru yang diutamakan dari

dinas penyuluhan atau pertanian yang berstatus Pegawai Negeri

Sipil (PNS) atau calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tentunya

direkomendasikan dari kepala dinas atau instansi terkait. Salah

satu persyaratan untuk menjadi mahasiswa STPP Medan selain

harus berstatus PNS/CPNS juga usia maksimal 45 tahun.

Di STPP medan yang mahasiswanya dikategorikan sebagai

orang dewasa maka cendrung metode yang digunakan adalah

metode yang mampu menarik minat para peserta didik.

Pengalaman menunjukkan bahwa suatu program pendidikan dapat

mencapai efektivitas tinggi diperlukan penerapan beberapa metoda

yang digabungkan satu sama lain. Pada metoda ceramah, peserta

didik hanya mendengarkan, bicara sangat terbatas bila ada tanya

jawab. Dalam diskusi, proporsi berbicara dan mendengarkan

peserta didik dapat dikatakan seimbang. Dalam demonstran

peserta didik dapat sekaligus mendengar, melihat dan berbicara.

Dalam latihan praktis peserta didik dapat mendengar, berbicara,

melihat dan juga mengerjakan. Metode yang hanya mengandalkan

indra pendengar biasanya kurang efektif, akan lebih baik apabila

disamping mendengarkan dan berbicara ia juga dapat melihat, dan

akan lebih baik lagi apabila disamping mendengarkan, berbicara,

dan melihat ia juga dapat mengerjakan. Metode yang tepat

diterapkan di STPP Medan adalah tergantung dengan materi

penyampaian.